Contest Solopos

Mewujudkan Bumi Lestari: Saatnya Pemuda-Pemudi Beraksi Wujudkan Mimpi Demi Lingkungan Yang Asri 11

1694359267308

Lingkungan merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Manusia sangat bergantung dengan lingkungan. Apabila tidak ada lingkungan, manusia tidak akan memiliki tempat untuk melangsungkan kehidupannya. Namun, pada kenyataannya lingkungan yang dijadikan tempat tinggal manusia justru dirusak oleh manusia itu sendiri.

Berdasarkan laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2023, terdapat 749 bencana alam yang terjadi di Indonesia terhitung sejak 1 Januari 2023 – 31 Maret 2023. Menurut laporan tersebut, banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi dengan total 331 kejadian. Banjir dapat terjadi karena beberapa hal, seperti tersumbatnya aliran sungai oleh sampah, kurangnya daerah resapan air, penebangan hutan, dan lain sebagainya. Keadaan tersebut menjadi bukti nyata bahwa banjir terjadi karena manusia tidak dapat merawat dan menjaga lingkungannya dengan baik.

Tidak hanya banjir yang menjadi tantangan dalam melestarikan lingkungan, melainkan polusi udara. Meningkatnya polusi udara di Jakarta akhir-akhir ini menjadi permasalahan lingkungan baru yang terjadi dan harus diselesaikan. Kontributor utama dalam memburuknya kualitas udara di Jakarta adalah emisi kendaraan bermontor. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyatakan bahwa kendaraan bermotor menyumbang 75% polusi udara di Jakarta. Polusi udara di Jakarta bahkan dapat dilihat secara kasat mata yang di mana kondisi ini menandakan bahwa lingkungan di Jakarta sudah memasuki kondisi gawat lingkungan. Hal ini menjadi keadaan konkrit bahwa lingkungan yang kita tinggali ini sedang tidak baik-baik saja.

Episode kerusakan lingkungan tidak berakhir di situ, pada tanggal 6 September 2023 lalu telah terjadi kebakaran hutan dan lahan di Gunung Bromo. Kebakaran tersebut diakibatkan oleh wisatawan yang sedang melakukan foto Pra-Wedding dengan menggunakan smoke bomb yang di mana percikan api yang ditimbulkan oleh smoke bomb tersebut membakar padang savana seluas 50 Hektare. Lagi dan lagi, manusia menjadi aktor utama dalam perusakan lingkungan. Sungguh miris, lingkungan yang kita tinggali harus terkikis demi menuruti kepuasan manusia itu sendiri. Apabila kondisi ini terjadi terus menerus, mau tinggal di mana kita nanti.

Bayangkan bagaimana keadaan bumi kita ini di tahun 2050 mendatang jika kita tidak berhasil menjaga dan merawat bumi ini. Peningkatan suhu ekstrim akibat efek rumah kaca yang mengakibatkan kekeringan parah di berbagai belahan dunia akan terjadi. Hanya orang kaya yang dapat membeli pasokan air bersih untuk kebutuhan hidupnya serta keran-keran di tempat publik akan dikunci demi menjaga keterbatasan air bersih. Kekeringan tersebut menyebabkan kebakaran hutan di mana-mana. Di tahun 2050 air laut akan naik drastis dan menenggalamkan kota-kota besar di dunia termasuk Jakarta. Orang-orang harus mengungsi di tempat yang lebih tinggi agar terhindar dari banjir akibat fenomena tersebut. Setiap hari kita melihat foto romobongan keluarga mengarungi banjir. Perubahan suhu, banjir, pergerakan populasi akibat kerusakan lingkungan akan mengakibatkan penyebaran wabah penyakit. Akibat adanya wabah tersebut, bahan makanan menjadi semakin mahal, kurangnya gizi bagi manusia, bahkan bantuan logistik pun akan terhambat karena bencana di mana-mana. Gambaran tersebut bukan hanya khayalan belaka, melainkan telah berdasarkan penelitian dan bukti saintifik. Kita tidak bisa memilih planet mana yang akan kita tinggali selanjutnya, tapi kita bisa memilih masa depan mana yang harus kita jalani untuk mencegah gambaran-gambaran tersebut terjadi.

Lingkungan kita saat ini menghadapi banyak tantangan, mau sampai kapan kita berdiam diri dan tak acuh terhadap kondisi lingkungan. Sudah saatnya para generasi muda sebagai pewaris peradaban beraksi untuk saling bahu-membahu dalam mewjudkan lingkungan yang nyaman, aman, asri, dan lestari. Pemerintah Indonesia sudah berupaya untuk menghadapi isu lingkungan yang terjadi, akan tetapi hasilnya nihil. Masyarakat terutama generasi muda harus andil untuk saling menjaga dan merawat bumi kita tercinta ini.

Lingkungan adalah tempat tinggal bagi generasi muda, sehingga sudah sepantasnya para generasi muda harus mulai melakukan perubahan untuk melesatrikan lingkungan. Hal ini bisa dilakukan apabila para generasi muda memiliki kemauan untuk saling menjaga. Di mulai dari hal kecil terlebih dahulu, kita sebagai generasi muda dapat melakukan kegiatan pelesatarian dengan cara membuang sampah pada tempatnya dan mendaur ulang sampah. Hal kecil tersebut dapat menjadi gerbang kita menuju suatu hal yang besar dalam menjaga dan merawat lingkungan. Dengan konsisten melakukan hal tersebut, kita para generasi muda bisa menjadi contoh untuk generasi di atas maupun di bawah kita untuk saling bersatu-padu menciptakan tempat tinggal lestari guna mempertahankan bumi kita ini dari kehancuran. Dengan demikian, saya sebagai anak muda mengajak seluruh elemen masyarakat terutama para generasi muda untuk peduli lingkungan agar gambaran-gambaran yang telah saya paparkan di atas dapat diminimalisir, bahkan dicegah agar tidak terjadi. Lingkungan dan Manusia memiliki keterikatan yang di mana manusia membutuhkan lingkunngan untuk hidup dan lingkungan membutuhkan kita untuk menjaganya. Oleh karena itu, mari kita bergandengan tangan untuk menjaga bumi kita bersama-sama dengan melakukan tindakan nyata bagi lingkungan kita.

What’s your Reaction?
+1
10
+1
1
+1
1
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Apakah anda menyukai artikel ini ?

rafiarkan

Muhammad Rafi Arkan merupakan Mahasiswa semester 5 (lima) program sudi S1 Ilmu Hukum di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

10 comments