Contest Solopos

Mengatasi Krisis Keuangan: Bagaimana Saya Mengelola Uang untuk Masa Depan yang Lebih Terang.

ini gambar
kelola uang untuk masa depan cemerlang

 

Keuangan merupakan aspek kehidupan yang sering kali menjadi sumber stres dan kecemasan. Tidak terkecuali dengan saya, mulai dari tantangan keuangan, hingga perjalanan pribadi saya, saya telah belajar banyak tentang arti pentingnya mengelola keuangan dengan bijak.

Ketika saya masih duduk dibangku SMA dulu, saya mulai diberi kepercayaan oleh orang tua untuk mengelola keuangan saya pribadi. Dengan cara memberikan jatah uang saku di awal, mulai dari setiap minggu hingga setiap bulannya. Tetapi sebenarnya pada waktu itu saya tidak benar-benar memikirkan pentingnya mengatur keuangan, jatah yang saya terima selalu tampaknya habis sebelum akhir bulan, dan saya hidup dengan memegang prinsip “hidup untuk saat ini.” Namun, seperti yang sering terjadi, kenyataan datang menghantam saya ketika saya dihadapkan pada kondisi keterpurukan ekonomi keluarga saya di waktu pandemi kala itu.

Kondisi tersebut yang membuat saya berpikir keras dan meyakinkan diri saya bahwa kesadaran dalam mengelola keuangan itu sangatlah penting. Maka pertama-tama kebiasaan yang saya lakukan adalah dengan mencatat semua pengeluaran dan pendapatan saya. Dengan pencatatan yang jelas, saya bisa melihat dengan pasti kemana uang saya benar-benar pergi. Itu adalah momen “aha” yang membuat saya menyadari seberapa banyak uang yang sebenarnya saya habiskan untuk hal-hal yang mungkin tidak perlu. Dengan melihat anggaran saya, saya dapat dengan mudah mengidentifikasi area di mana saya bisa menghemat uang. Selian itu saya juga harus mulai membedakan dengan jelas mana kebutuhan dan mana keinginan saya, hal ini memberi saya kontrol lebih besar atas keuangan saya.

Setelah saya lulus SMA saya memutuskan untuk berkuliah sambil bekerja. Dalam hal ini tentunya saya mendapatkan income yang pasti dari pekerjaan saya. Hal tersebut juga menjadikan saya lebih terlatih lagi dalam mengelola keuangan dengan bijak.

Selain saya meneruskan kebiasaan saya dalam melakukan pencatatan atas semua pengeluaran dan pendapatan saya tadi, saya juga menerapkan prinsip 50 20 15 10 5.

Apa sih maksud dari prinsip 50 20 15 10 5?

Sebenarnya ini adalah trik presentase pembagian untuk mengelola keuangan saya. Dimana dalam presentase pertama yakni 50% , saya gunakan untuk membiayai gaya hidup saya seperti halnya biaya makan, biaya transport, biaya ngopi hingga tunjangan skincare hehehe, menurut saya tunjangan skincare ini sangat wajib dianggarkan karena kesehatan kulit merupakan manifesting terbaik.

Selanjutnya, dalam presentase kedua yakni  20% saya gunakan untuk biaya pendidikan, karena saya masih menjalani pendidikan maka untuk biayanya pun wajib saya anggarkan setiap bulannya. Disamping saya rajin bekerja tetapi aspek pendidikan ini tetap tidak kalah penting. Seperti kata panutan saya Tung Dessem Waringin. Kata pak Tung, “kita wajib menyisihkan paling tidak 10% income kita untuk investasi leher keatas”.

Kemudian, dalam presentase ketiga yakni 15% dari income, saya arahkan ke investasi. Investasi disini saya simbolkan sebagai tangga darurat saya di masa depan. Karena seperti yang kita ketahui, hidup ini penuh ketidakpastian. jadi saya belajar dari pengalaman saya yang lalu, sewaktu terjadi pandemi saya tidak punya persiapan apa-apa. Dan ini sangat berat. Investasi disini memang saya anggarkan untuk jangka panjang, dimana amit-amit nanti dimasa depan saya menghadapi kejutan kehidupan yang mendesak dan tak terduga. Maka saya tidak perlu khawatir nantinya, karena saya sudah punya tangga darurat tersebut.

Omong-omong soal investasi, saya belajar investasi keuangan sejak tahun 2020. Waktu itu pandemi melanda dan semua orang dianjurkan dirumah saja untuk membatasi kerumunan. Termasuk saya yang hampir setiap hari menjalankan hobi saya yang kurang produkif  yakni scroll tiktok sampai mythic hehe. Nah pada saat itu muncul lah di fyp tiktok saya mengenai edukasi investasi dari kak Felicia Putri. Sejak saat itu saya sering melihat video edukasi kak Feli dan akhirnya, saya merasa tertarik pada investasi keuangan. Hobi saya yang awalnya tidak berguna ini tiba-tiba menghasilkan produktifitas diri. Semakin berganti hari, saya semakin banyak menyerap ilmu dari kak Feli mengenai edukasi pentingnya investasi keuangan se dini mungkin. Dan akhirnya “tok!” saya memutuskan untuk terjun langsung di dalam dunia investasi. Yang saya awali dengan mulai mendownload aplikasi investasi keuangan bagi pemula yang direkomendasikan oleh kak Feli seperti halnya Bareksa dan Ajaib. Kedua apliaksi ini menurutnya wajib dicoba untuk para investor pemula, selain mudah ditemukan yakni tersedia di playstore, kedua aplikasi ini juga user friendly. Dan yang paling penting kedua aplikasi ini terdaftar dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. Jadi tidak perlu khawatir karena ini bukan aplikasi investasi abal-abal apalagi bodong.

Saya pun awalnya ragu, dalam batin saya selalu bertanya-tanya “apakah benar kita bisa melakukan investasi keuangan secara online dan aman?” dan jawaban nya adalah benar dan sangat bisa. Bahkan saya memulai investasi keuangan pertama saya dengan nominal yang sangat kecil yakni 50 ribu rupiah saja. Karena saya meyakini sekecil apapun uang yang kita sisihkan pasti akan bermanfaat apalagi ini untuk investasi. Ibaratnya nih, kita punya uang kalo di anggurin di bank saja gak akan jadi apa-apa malah akan tergerus biaya admin setiap bulannya. Beda halnya dengan investasi, ketika uang kita arahkan ke investasi, uang itu akan bekerja untuk kita. Memang sih menabung atau menyisihkan uang itu enggak bikin kita kaya, tapi percayalah bahwa hal itu adalah sebuah kebiasaan untuk menuju kaya.

Adapun produk –produk investasi keuangan yang sudah saya coba, seperti halnya Reksadana hingga saham. Untuk Reksadana itu sendiri saya fokuskan di aplikasi Bareksa. Karena menurut saya produk reksadananya lebih banyak dan komplit mulai dari reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang hingga campuran.

Nah, sebenarnya apa sih reksadana itu ? singkat nya, reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar modal dengan cara membeli unit penyertaan reksa dana. Sedangkan saham berarti sebuah surat yang menjadi bukti kepemilikan modal atau dana pada perusahaan. Pada produk saham sendiri saya fokuskan pada aplikasi Ajaib.

Selanjutnya dalam presentase ke empat yakni 10%,  saya alihkan untuk kesenangan pribadi. Kalo kata anak zaman sekarang sih self reward hehe. Istilah self reward disini juga tidak kalah penting, karena kita juga harus menyenangkan diri sendiri bukan ? jawabannya harus banget. Biasanya contoh kegiatan self reward yang saya lakukan adalah untuk memenuhi hobi saya, seperti biasa saya kumpulkan anggaran self reward di sini untuk liburan, menonton konser, membeli makanan kesukaan dsb. Karena saya lebih merasa puas ketika uang saya habis untuk membeli moment dan pengalaman dari pada saya belikan barang-barang seperti tas, sepatu, baju dll yang menurut saya kurang berkesan. Dengan adanya pengalaman dan moment ini akan terekam selamanya di otak saya dan secara tidak langsung saya menjadi termotivasi untuk bekerja lebih giat atau mencari income lebih besar.

Kemudian dalam presentase ke lima yakni 5% dari penghasilan, saya anggarkan untuk kegiatan amal. Menurut saya, jika uang kita gunakan untuk amal dan kebaikan maka uang tersebut tidak akan terputus atau hilang tetapi malah berbalik berlipat-lipat kembali kepada kita.

What’s your Reaction?
+1
1
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Apakah anda menyukai artikel ini ?

viaanggita

Halo, kenalin namaku Via Anggita. panggil saja via. aku adalah seorang mahasiswi semester 7 prodi Ilmu Komunikasi di UT Surakarta. selain itu, aku juga bekerja sebagai staf administrasi perusahaan mikro di kotaku. Alasan ku mengikuti lomba ini adalah, ingin berbagi pengetahuan dan pengalamanku dalam mengelola keuangan. semoga, tulsisanku ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. terimakasih ! :)))

Add comment