Dana Darurat Yang Siap Dan Investasi Bijak
Menjadi Fondasi Untuk Masa Depan Yang Terjamin.
“Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, namun dapat diubah menjadi suatu bentuk ke bentuk lainnya” Merupakan bunyi Hukum Termodinamika I yang di cetuskan oleh James Prescott Joule. Contoh energi yang pernah ditemukan adalah Api, Energi ini dimanfaatkan dengan berbagai cara, misalnya memasak makanan, membuat senjata dan bertahan dari serangan predator yang mengancam nyawa. Energi menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal tersebut mengingatkan bahwa energi dengan level paling tertinggi yang berhasil diciptakan oleh manusia adalah uang. Sesuai dengan fungsi uang berupa alat tukar- menukar, hal ini melandasi bahwa uang dapat ditukarkan dengan energi apapun.
Pandemi Covid-19 menghasilkan dobrakan ekonomi yang luar biasa bagi indonesia, merujuk data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Per Agustus 2021 , jumlah single investor identification (SID) pasar modal tumbuh 57,2%, dan rata-rata investor aktif per bulan turut meningkat 2,2 kali lipat. Dengan merujuk data tersebut dapat diasumsikan bahwa pengeluaran yang harusnya dialokasikan untuk konsumsi tidak dapat direalisasikan karena terhampat oleh Covid-19. Dengan adanya penundaan konsumsi ini masyarakat sepertinya tidak akan mengira bahwa akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar- besaran. Namun rendahnya literasi terhadap keuangan dan dorongan untuk mendapatkan uang secara mudah masyarakat memutuskan untuk berinvestasi tanpa memahami ada langkah-langkah yang harus dipelajari terlebih dahulu, hingga mengalami kerugian yang berakibat fatal terhadap kondisi keuangan. Dalam kondisi seperti Covid-19 maupun kondisi normal sekalipun, perencanaan untuk mengalokasikan uang kepada hal-hal krusial harus di utamakan. Karena seperti wabah Covid-19 yang melanda, mengingatkan bahwa ketidakpastian akan muncul sewaktu-waktu. Mengalokasikan uang yang dimiliki untuk dana darurat diutamakan dan investasi harus dilakukan.
Dave Ramsey, dalam bukunya “The Total Money Makeover,” menjelaskan bahwa dana darurat adalah tabungan yang digunakan untuk menghadapi situasi darurat yang tidak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau krisis kesehatan. Dengan menerapkan perhitungan 3-6 kali gaji menjadi besaran dana darurat yang harus kita siapkan dan jika sudah berkeluarga 6-12 kali gaji adalah pilihan yang cocok untuk menjadi acuan berapa banyak dana darurat yang harus dikumpulkan. Dengan gaji Rp5.000.000 Kita mengalokasikan dana sebesar Rp600.000 untuk dana darurat dan Rp400.000 untuk investasi. Seberapa besar porsi yang dialokasikan untuk dana darurat dan investasi harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan. Harus diingat kembali dana darurat adalah dana yang digunakan dalam keadaan mendesak dan keperluan darurat. Maka dari itu dana darurat harus disimpan di tempat yang memenuhi aspek keamanan dan krusial. Tempat krusial adalah tempat yang aman dari pencurian dan kelakuan usil yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai jumlah yang direncanakan. Serta dana darurat harus aman dalam arti memiliki risiko fluktuasi jangka pendek dan kegagalan yang rendah, mudah diakses dimanapun dan kapanpun. Jika dana darurat sudah terpenuhi uang yang dialokasikan untuk dana darurat dapat dialihkan untuk dana investasi.
Dengan mengumpulkan dana darurat sesuai dengan penerapan 3-6 kali gaji atau 6-12 kali gaji akan menjamin kehidupan kita setidaknya lebih tenang. Namun mengingat setiap tahun pasti terjadi inflasi maka kita harus melakukan investasi untuk menjaga uang kita tidak tergerus oleh inflasi jika hanya didiamkan ditabugan saja. Investasi adalah pilihan yang tepat untuk setidaknya menjaga uang kita tidak tergerus oleh inflasi. Cepatnya perkembangan teknologi menghasilkan berbagai instrumen yang bisa masuk dalam portofolio investasi, misalnya saham,reksadana,crypto,obligasi,dll. Dengan banyak jenis instrumen investasi yang tersedia tidak semua orang cocok dengan resiko yang dimiliki oleh setiap instrumen investasi. Untuk meminimalisir resiko kita harus paham aspek-aspek apa saja yang bisa menjadi pertimbangan untuk memilih instrumen investasi.
1. Likuiditas : Tingkat kemudahan instrumen tersebut dicairkan menjadi uang.
2. Modal : Jumlah kapasitas dana yang siap dialokasikan untuk investasi.
3. Waktu : Berapa waktu yang di habiskan untuk mempelajari instrumen tersebut.
4. Skill : Kemudahan dan keterbukaan informasi terhadap instrumen tersebut.
5. Risiko : Tinggi rendahnya risiko dan kerugian yang mampu diterima.
Dengan 5 aspek tersebut kita bisa melihat instrumen investasi apa yang cocok setiap di investasikan dengan menggunakan “Higher atau Lower” (tinggi atau rendah) sebagai tolak ukur.
Likuiditas |
Modal |
Waktu |
Skill |
Risiko |
Aset Investasi |
Higher |
Higher |
Higher |
Higher |
Lower |
Saham Indonesia yang memiliki jumlah market yang besar (Bluechip), misalnya BBRI,ASII,BBCA. |
Lower |
Lower |
Lower |
Lower |
Lower & Higher |
Reksadana |
Lower |
Lower |
Lower |
Lower |
Lower |
Obligasi |
Higher |
Lower |
Lower |
Lower |
Lower |
Emas |
Higher |
Lower |
Higher |
Higher |
Higher |
Saham Indonesia dengan jumlah market kecil. |
Higher |
Lower |
Higher |
Higher |
Higher |
Crypto |
Higher |
lower |
Higher |
Lowe |
Lower |
Saham USA jumlah market yang besar, seperti APPLE,KO. |
Krisis di indonesia pada tahun 1963, 1998, dan 2020/2021 telah mengajari kita bahwa yang mampu mempersiapkan segala hal yang tidak bisa direncanakan. Setelah mengetahui Instrumen apa saja yang memiliki peluang untuk mejaga bahkan menambah uang kita, maka mempelajari setiap Instrumen mampu mengurasi risiko yang dimiliki setiap instrumen investasi.
“Savings, remember, is the prerequisite of investment.” Kutipan ini berasal dari Ekonom Campbell McConnell yang menegaskan pentingnya menabung sebelum berinvestasi. Merencanakan alokasi dana dengan bijak adalah kunci utama dalam mengelola keuangan pribadi yang sehat. Sebelum memasuki ke berbagai bentuk investasi, sangat penting untuk memberikan prioritas pada dana darurat yang dapat melindungi dalam situasi darurat yang tidak terduga. Ketika dana darurat telah terpenuhi, kita dapat lebih percaya diri dan nyaman mengalokasikan dana tambahan ke berbagai instrumen investasi untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang Anda. Investasi yang sukses dimulai dengan perlindungan keuangan yang kokoh. Oleh karena itu melindungi diri terlebih dahulu adalah langkah yang bijak untuk memastikan stabilitas finansial saat menuju masa depan.
Add comment