Kebutuhan selalu menyesuaikan keuangan
Setelah pandemi Covid-19 yang mewabah sekitar empat tahun yang lalu, dunia lagi-lagi harus berhadapan dengan masalah serius, yaitu inflasi ekonomi. Dikutip dari Bank Indonesia, Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Agustus 2023 tercatat deflasi sebesar 0,02% (mtm), sehingga secara tahunan mengalami inflasi 3,27% (yoy).
Inflasi mempunyai dampak yang cukup berarti terhadap harga kebutuhan pokok dalam perekonomian suatu negara. Beberapa penyebab terjadinya inflasi adalah ; (1) Kenaikan Harga Barang. Dampak dari terjadinya inflasi salah satunya adalah kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, seperti pangan, pakaian, bahan bakar kendaraan, bumbu dapur, dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan jumlah uang yang diperlukan untuk membeli barang naik sehingga masyarakat cenderung menurunkan daya konsumsinya. (2) Menurunkannya Daya Beli Masyarakat. Dikarenakan harga kebutuhan primer meningkat lebih cepat daripada tingkat pendapatan, maka manusia akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang akan berimbas pada pengurangan daya beli uang. (3) Melonjaknya Biaya Produksi. Selain mempengaruhi konsumen, inflasi juga mempengaruhi kegiatan produksi. Dengan naiknya harga bahan baku, maka akan mendorong produsen untuk ikut menaikkan harga jual. Hal ini akan berdampak pada keuntungan yang diperoleh suatu rumah produksi. (4) Berpengaruh Terhadap Pangan Dan Energi. Pangan dan energi merupakan kebutuhan pokok yang sangat berdampak oleh inflasi. Kenaikan harga barang, seperti bensin dan beras, akan mempengaruhi biaya hidup sehari-hari masyarakat. (5) Rendahnya Tingkat Kesejahteraan Sosial. Inflasi tinggi akan menjadi masyarakat akan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, terutama masyarakat dengan tingkat pendapatan rendah. Hal ini menyebabkan menurunnya kesejahteraan sosial masyarakat.
Oleh sebab itu, pemerintah dan bank nasional berusaha untuk membuat kebijakan moneter yang efektif guna menurunkan tingkat inflasi ke tingkat yang wajar.
Manusia punya kecenderungan untuk menyesuaikan pengeluaran mereka dengan tingkat pendapatan. Dalam ilmu ekonomi, fenomena ini dikenal dengan istilah “efek pendapatan.” Mengutip dari KBBI, Efek pendapatan adalah pengaruh yang dirasakan konsumen dengan naiknya harga barang untuk mengurangi permintaan akan barang tersebut karena dengan pendapatan yang sama konsumen merasa lebih kecil tingkat pendapatannya. Dengan kata lain, Efek pendapatan adalah konsep perubahan pola keuangan seiring dengan perubahan pendapatan. Beberapa hal yang dapat diterangkan oleh efek pendapatan adalah:
1. Efek Pendapatan Positif:
Ketika pendapatan terjadi meningkat, maka manusia akan cenderung meningkatkan pengeluaran mereka. Beberapa mencakup pembelian kebutuhan sekunder atau tersier
2. Efek Pendapatan Negatif
Kebalikan dari konsep efek pendapatan positif, apabila pendapatan individu atau rumah tangga menurun, maka mereka harus mengurangi pengeluaran. Beberapa contoh upaya dalam efek pendapatan negatif, yakni memotong anggaran belanja, mengurangi intensitas kebutuhan non primer, mencari sumber pendapatan tambahan, dan lainnya.
3. Pengeluaran Primer dan Sekunder
Efek pendapatan juga mencakup perbedaan jenis pengeluaran. Kenaikan dan penurunan pendapatan dapat mempengaruhi kebutuhan primer dan sekunder. Pengeluaran primer ialah pengeluaran yang ada kaitannya dengan pangan, sandang, papan, sementara, pengeluaran sekunder adalah pengeluaran yang sifatnya pilihan, seperti hiburan dan barang-barang mewah.
4. Efek Paradox of Thrift
Efek paradox of thrift berpendapat bahwa apabila terjadi pengurangan pengeluaran dalam jumlah besar secara bersamaan, maka hal ini akan menyebabkan penurunan permintaan agregat dan berpotensi menurunkan intensitas kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
Efek pendapatan dan pemahaman perilaku konsumen adalah dua fenomena yang paling penting dalam keilmuan ekonomi karena data mempengaruhi kebijakan pemerintah dan bank sentral dalam merancang kebijakan yang berkelanjutan demi mewujudkan kesejahteraan sosial. Melihat dari fenomena inflasi dan teori efek pendapatan di atas, ada kecenderungan seseorang untuk meningkatkan pengeluarannya jauh lebih tinggi daripada pendapatannya.
Kejarlah Impian Dengan Menabung
Menabung adalah langkah dasar untuk mewujudkan impian finansial kita. Dengan menabung secara teratur dan konsisten, maka kita dapat memperoleh dana atau simpanan di masa mendatang. Langkah-langkah mudah untuk manifestasi impian dengan menabung adalah:
1. Tetapkan Tujuan yang Jelas
Ketahuilah tujuan anda menabung. Apakah untuk membeli rumah, pendidikan sarjana, atau mungkin dana untuk pensiun? Menetapkan tujuan menabung yang jelas dapat memudahkan dan memotivasi kita untuk menabung.
2. Buatlah Rencana Keuangan
Rencana keuangan mencakup sumber pendapatan, anggaran belanja bulanan, dan pengeluaran. Rencana keuangan yang matang dapat membantu untuk menentukan berapa persen porsi pendapatan untuk dibagi.
3. Jadikan Menabung Prioritas
Sisihkan anggaran dan prioritaskan uang untuk menabung sebelum membaginya ke kebutuhan lainnya. Dengan ini, kita bisa menjadi konsisten dalam menabung.
4. Gunakan Instrumen yang Tepat
Pilihlah instrumen menabung yang sesuai dengan tujuan menabung. Tentukan pula jangka waktu dan risiko yang siap untuk dihadapi.
5. Pantau Tabungan
Dengan memantau tabungan secara berkala, maka kekeliruan kecil dapat dihindari lebih awal. Selain itu, dengan melihat kemajuan tabungan, makan akan semakin meningkatkan motivasi kita untuk menabung
7. Tingkatkan Jumlah Uang Tabungan
Pertimbangkan untuk meningkatkan jumlah uang yang akan ditabung setiap kali menerima kenaikan gaji atau bonus. Dengan ini, maka impian kita akan cepat terlaksana.
8. Hemat dan Prioritaskan
Kurangi pengeluaran yang tidak perlu dan fokuskan keuangan pada pengeluaran penting, seperti untuk kebutuhan makanan sehari-hari.
9. Konsultasi dengan Profesional
Apabila terdapat kesulitan dalam mengatur finansial, maka pertimbangan untuk berkonsultasi ke profesional. Profesional dapat membantu kita untuk merancang perencanaan keuangan secara struktural dan efisien.
10. Disiplin dan Konsisten
Walau menabung dengan jumlah besar dalam satu waktu, tapi hal itu tak akan berarti apapun tanpa kedisiplinan dan konsistensi. Menabung memerlukan waktu untuk mewujudkan impian kita. Jadi, pastikan memiliki rencana baik dan komitmen kuat untuk mencapai tujuan keuangan kita.
Jenis instrumen tabungan dan plus minusnya
Di zaman globalisasi seperti sekarang, tersedia berbagai instrumen yang dapat digunakan untuk menabung, semua dengan kelebihan dan kelemahannya sendiri. Berikut adalah beberapa instrumen menabung beserta kelebihan dan kelemahannya:
1. Tabungan di Bank
Kelebihan tabungan bank adalah akses yang mudah, likuiditas tinggi, dan minim atau bahkan tanpa resiko. Namun, menabung di bank cenderung memiliki tingkat bunga yang rendah sehingga pertumbuhan uang akan lambat. Selain itu, uang yang disimpan di bank dengan suku bunga terlalu rendah akan kehilangan daya belinya akibat inflasi.
2. Deposito
Deposito memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi dari tabungan lain. Selain itu, deposito lebih aman dan tersedia dalam berbagai jangka waktu. Namun, pada jangka waktu tertentu, dana akan dikunci sehingga perlu dipertimbangkan apabila terjadi keadaan darurat.
3. Reksadana Pasar Uang:
Selain memiliki likuiditas yang tinggi dan jenisnya variatif, reksadana pasar uang juga memiliki resiko yang lebih kecil daripada saham. Namun perlu untuk mempertimbangkan biaya manajemennya karena jenis instrumen ini dikelola oleh profesional
4. Obligasi
Obligasi biasanya memberikan tingkat bunga tetap yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa ataupun deposito. Kelemahan dari instrumen menabung obligasi adalah risiko suku bunga dan kreditnya yang cukup tinggi. Juga, pada situasi tertentu, nilai obligasi bisa berfluktuasi atau tidak stabil.
5. Investasi Properti:
Dengan potensi pertumbuhan modal yang signifikan lewat pendapatan sewa, investasi properti terlihat sangat menjanjikan. Akan tetapi, instrumen ini memerlukan modal awal yang besar dan mudah terjadi risiko likuiditas.
6. Saham
Walaupun memiliki resiko perubahan harga yang tinggi, tapi saham menjanjikan potensi pertumbuhan uang yang tinggi dalam jangka waktu yang lama dan dapat memberikan deviden.
7. Emas dan Logam Mulia
Menabung dengan instrumen emas dan logam mulia dapat menjadi aset lindung nilai beli yang tahan inflasi dan fenomena ketidakstabilan ekonomi lainnya. Namun, harga emas dan logam sangat fluktuatif sehingga mungkin instrumen tersebut tidak dapat menghasilkan keuntungan.
8. Peer-to-Peer Lending
Dilansir dari Kompas, dilansir dari Investopedia, peer to peer lending adalah sebuah metode pinjaman yang menghubungkan langsung individu yang membutuhkan dana pinjaman dengan orang lain yang menyediakan pinjaman tersebut. Hal ini menghilangkan peran institusi keuangan konvensional seperti bank sebagai pihak penengah. Instrumen ini menawarkan potensi pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan dan deposito. Kelemahan dari instrumen Peer-to-Peer Lending adalah memiliki risiko kredit apabila peminjam gagal membayar.
Apapun instrumen menabung yang digunakan, pastikan pilihan itu sesuai dengan tujuan keuangan pribadi, jangka waktu penyimpanan, preferensi pribadi, dan toleransi terhadap resiko-resiko yang akan dihadapi. Oleh karenanya, sangat dianjurkan untuk melakukan penelitian mendalam dan konsultasi dengan profesional sebelum menentukan instrumen menabung.
Sesuaikan pilihan dengan kebutuhan
Penyesuaian pilihan dengan kebutuhan merupakan salah satu langkah terpenting dalam manajemen keuangan sebab kebutuhan manusia yang tak terbatas terkadang tak selaras dengan ketersediaan alat pemuasnya sehingga manusia harus menentukan suatu prioritas dari suatu kebutuhan agar dapat menghemat pengeluaran. Dalam ekonomi, hal ini dikenal sebagai “Skala Prioritas.
Skala prioritas bersifat krusial. Sayangnya, banyak orang yang masih mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan skala prioritas pada keuangan mereka. Padahal penyesuaian pilihan dapat menjadi sangat membantu dalam memilih opsi keuangan sesuai dengan kebutuhan.
Skala prioritas setiap individu pastinya berbeda-beda, tergantung tujuan, pendapatan, dan keadaan perekonomian pada waktu itu. Beberapa hal dasar yang bisa menjadi patokan dalam merancang skala prioritas adalah sebagai berikut:
(1) Keperluan sehari-hari.
Keperluan sehari-hari memberikan kontribusi paling signifikan dalam manajemen keuangan sehingga memerlukan perhatian khusus dalam pengelolaannya. Pastikan anggaran anda terjaga dalam rekening yang mudah diakses dan likuid supaya mempermudah penggunaan.
(2) Pendidikan
Di era globalisasi seperti saat ini, pendidikan dan peningkatan kualitas mutu diri menjadi hal yang sangat penting. Pembagian anggarannya dapat dimulai dengan menyisihkan biaya sekitar 10%. Reksadana dapat menjadi pilihan yang dapat memberikan pertumbuhan investasi dalam jangka panjang.
(3) Tabungan darurat
Dana darurat digunakan sebagai simpanan jika terjadi peristiwa yang mendesak, seperti pada kasus medis atau pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Pemilihan instrumen dengan likuiditas tinggi yang mudah diakses, minim resiko, dan menghasilkan sedikit pengembalian dapat menjadi pilihan terbaik.
(4) Pembelian rumah atau aset properti
Rumah dan aset properti di zaman sekarang telah menjadi aset investasi yang menguntungkan. Ada baiknya memisahkan rekening tabungan untuk pembelian rumah atau aset properti dengan rekening tabungan lain.
(5) Dana pensiun
Agar kehidupan di masa depan terjamin setelah pensiun, maka perencanaan tabungan pensiun bersifat esensial. Pengoptimalan dana pensiun dapat mencakup kombinasi reksadana, investasi berisiko rendah, dan investasi properti.
(6) Investasi atau tabungan jangka panjang.
Memiliki investasi atau tabungan jangka panjang dapat membantu mencapai impian jangka panjang, seperti pendidikan S2 atau semacamnya. Maka pilihan instrumen tabungan harus sejalan dengan tujuan dan resiko yang diterima.
Menabung itu menyisihkan bukan menyisakan
Konsep menabung yang benar seharusnya lebih terfokus pada “menyisihkan” daripada “menyisakan.” Dalam konteks ekonomi, menabung artinya menyisihkan sebagian dari pendapatan pribadi untuk diinvestasikan atau disimpan untuk keperluan masa depan, dibanding dengan hanya mengandalkan sisa uang setelah menghabiskan uang untuk pengeluaran sehari-hari karena pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan boros terhadap harta benda yang dimiliki.
Pendekatan yang terstruktur dan disiplin menjadi kunci dasar keberhasilan dalam menabung. Menabung dapat dimulai dengan cara menyisihkan sebagian uang minimal 5% dari total pendapatan ke dalam dana tabungan sebelum menggunakannya untuk jenis pengeluaran lainnya. Dengan melakukannya secara rutin, hal ini akan menjadi sangat efektif untuk melatih “menyisihkan” dana untuk pembangunan keuangan. Memprioritaskan menabung di atas keperluan lain dan terfokus pada pembangunan simpanan dana dapat sangat membantu dalam mencapai tujuan finansial dan membantu di masa yang akan mendatang.
This is written by Dzakia Noor Syafa’ati of SMA ABBS Surakarta
Add comment