Contest Solopos

Yuk, belajar menabung bersama Sabiru! 2

igcse accounts ughhh
Cara mengelola uang sejak usia remaja

“Aku harus bisa!” ucap Sabiru di depan meja belajarnya. Gadis berambut panjang itu mencoret-coret kertas karton berwarna coklat. Niatnya untuk membuat target masa depan harus ia tuntaskan segera.  

Setelah menyusun beberapa rencana, ia kemudian menghias hasil kerjaannya dengan beberapa atribut. Semangatnya membara setelah mendapat motivasi dari seminar yang dihadarinya seminggu silam. 

Mulai dari Rabu kemarin, ia sudah membiasakan diri untuk menyisihkan uang saku dan memasukkannya pada celengan berupa karakter Doraemon. Tak banyak, hanya lima ribu perhari. kata orang, “Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.” Tak apa, kesadarannya untuk memanage uang harus Sabiru tumbuhkan mulai sekarang bukan?

“Selesai!” Ucapnya girang. Gadis yang menduduki bangku pertengahan putih abu-abu itu terlihat amat senang. Targetnya sekarang adalah mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Cita-citanya sekarang adalah menjadi miliader dalam usia muda—itu pun kalau kesampaian—dan menikmati hidup dengan aman dan tentram.

“Pokoknya, habis lulus SMA Biru mau kuliah tanpa biaya dari Ayah sama Bunda. Terus kalau sempat cari kerja part time plus ngajar les adik-adik SD, terus…” Sabiru tampak berpikir.

Tiba-tiba terdengar suara klakson berbunyi. “CILOK-CILOK!” teriak Mamang tukang cilok langganan Sabiru. Ia dengan girang melihat ke luar jendela. Dan benar, di sana ada Mamang Ujang sedang memarkirkan motor dengan gerobak cilok bertengger di sana.

“Beli ah,” ucap Sabiru dan mengambil selembar uang lima ribuan dari loker meja belajar. Gerakannya terhenti lantaran ia teringat sesuatu, “Kalau uangnya dibeliin cilok, artinya hari ini Biru nggak nabung dong,” monolognya tampak berpikir.

Tiba-tiba ia teringat pada kata-kata narasumber di seminar kemarin, “Bijaklah dalam mengelola uang, hidup itu bak roda. Terkadang kita di atas dan kadang ada di bawah,” kalimat itu sekarang berdengung dalam pikirannya.

“Salah satu cara mengelola uang dengan baik adalah: mencatat pendapatan dan pengeluaran, perhatikan hal-hal kecil, jangan belanja demi gengsi, buat prioritas kebutuhan, pasang target masa depan, disiplin dalam menabung, dan jangan takut buat investasi,” terang narasumber itu dalam seminar.

Helaan napas panjang dikeluarkan oleh Sabiru. “Yah~” ia tampak berat hati, “yaudah deh, mending ditabungin aja. Kan Biru juga sering makan cilok.” ia mempertimbangkan.

Tangan kanannya yang menggenggam selembar uang lima ribuan ia arahkan pada celengan Doraemon. “Nggak papa, untuk saat ini nggak usah jajan cilok,” putusnya dengan berat hati. Karena sejujurnya cilok adalah jajanan kegemarannya. 

***

“Ayah, habis ini anterin Sabiru ke Bank yuk,”  ajak Sabiru pada sang Ayah saat sepulang sekolah. 

“Lho, kenapa?” Tanya Ayah memakaikan helm pada kepala Sabiru yang tertutup kain berwarna putih. 

“Biru mau nabung ke bank,” ungkap Sabiru.  Netra coklat keabuaannya yang menurun dari Ayah berbinar, “Masa cuma Ayah, Bunda sama Kak Angkasa doang yang punya rekening,” Sabiru mengerucutkan bibir, “Biru juga mau dong, Yah,”

Gemas dengan anak keduanya, Ayah mencubit hidung mancung Sabiru, “Emang Biru punya uang buat ditabung?” Tanya Ayah memastikan.

“Ada Yah!” Sabiru bersemangat, “Kemarin Sabiru udah mulai nabung di celengan Doraemon, tapi gara-gara udah nggak muat, jadinya Biru pengin masukin ke Bank aja,” terang Sabiru. 

Motor yang dikendarain Ayah melaju dengan kecepatan normal. Dan setelahnya berhenti pada BNI yang terletak di persimpangan jalan. 

“Kok ke BNI, Yah? Nggak ke Bank lain aja?” tanya Sabiru melepas helm yang ia kenakan. 

“Tahu nggak, Bank Negara Indonesia atau biasa di sebut BNI itu salah satu Bank terbaik dan terbesar di Indonesia, baik dari segi kualitas, pelayanan, aset dan sebagainya. Yang berdiri pada tanggal 5 Juli 1946.” Terang Ayah. Yang diangguki oleh Sabiru.

Lalu Ayah dan Sabiru memasuki Bank tersebut, “Terus kita mau ngapain, Yah?” 

“Nanti Ayah temani Biru buat bikin Taplus Muda,” Jawab Ayah.

“Taplus Muda itu apa, Yah?” Sabiru mulai mengambil nomor urut, “Taplus Muda itu rekening khusus bagi usia 15-25 tahun. Kan Biru udah 16 tahun,” 

Sedangkan Sabiru hanya ber-oh ria.

Selanjutnya, setelah membuat Taplus Muda, Sabiru menyetorkan uang tabungannya yang sekarang sudah terkumpul satu juta lima ribu rupiah. Ia sangat bangga pada dirinya sendiri karena di usianya yang masih tergolong muda, Langit Sabiru telah belajar memanage uang dengan baik.

 

 

What’s your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Apakah anda menyukai artikel ini ?

Afra Nur Fida

Afra Nur Fida, SMA Muhammadiyah 1 Sukoharjo.

Add comment