Mengapa kita perlu mengelola keuangan untuk masa depan?
Menurut A.C Pigou dalam bukunya The Vail of Money, uang adalah segala sesuatu yang umum digunakan sebagai alat tukar. Ada yang bilang kalau “Uang bukanlah segalanya”akan tetapi segalanya tentulah membutuhkan uang.Oleh karena itu setiap orang bekerja keras untuk menghasilkan uang. Namun manakah yang lebih penting menghasilkan uang atau mengelola keuangan? Sebagai contoh, terdapat seorang karyawan di kota yang memiliki penghasilan 7 juta setiap bulannya. Karyawan tersebut sudah bekerja selama lima tahun namun hanya memiliki aset berupa tabungan sebanyak 30 juta. Lalu di sebuah desa terdapat seorang petani yang setiap bulannya memiliki penghasilan paling banyak 5 juta setiap bulannya. Namun selama lima tahun bekerja, petani tersebut sudah memiliki aset berupa rumah senilai 60 juta di desa. Mari kita bandingkan aset yang dimiliki oleh karyawan dan petani tersebut? Mengapa seorang karyawan yang memiliki penghasilan lebih besar tidak memiliki aset yang lebih banyak pula?
Berbicara tentang mengelola keuangan, khususnya keuangan pribadi tentunya tidak terlepas dari mengelola gaya hidup. Seperti contoh karyawan dan petani sebelumnya, gaya hidup karyawan di perkotaan tentunya berbeda dengan gaya hidup seorang petani di pedesaan. Selain karena biaya hidup di perkotaan yang cenderung lebih mahal, kebutuhan seorang karyawan dan petani pun tidak dapat disamakan. Seorang petani tentunya tidak perlu membeli pakaian formal untuk bekerja, tidak pula membutuhkan gadget yang komplit seperti laptop, smartphone dan lainnya. Akan tetapi, hal tersebut bukanlah semata-mata penyebab aset karyawan yang jauh lebih sedikit daripada petani. Dengan penghasilan yang lebih besar, seharusnya karyawan dapat lebih mengoptimalkan pemasukannya. Untuk inilah pentingnya bagi setiap individu memahami cara mengelola keuangan. Tidak sedikit pula kasus seorang yang memiliki penghasilan lebih banyak namun memiliki utang konsumtif yang lebih banyak pula.
Dalam buku All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan, Senator Elizabeth Warren dan putrinya, Amelia Warren Tyagi mempopulerkan sebuah prinsip 50/30/20 untuk mengatur keuangan. Prinsip ini pun sangat diminati oleh kaum milenial yang sudah mulai bekerja dan ingin belajar mengatur keuangan. Prinsip ini memiliki aturan dasar mengelola keuangan dengan membagi pendapatan setelah pajak dan mengalokasikannya untuk dibelanjakan 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan menyisihkan 20% untuk tabungan.
Selain itu, ada pula sebuah metode pengaturan keuangan yang cukup terkenal dan banyak dilakukan para ibu rumah tangga di Jepang bernama kakeibo ,yang artinya buku besar atau catatan keuangan rumah tangga. Metode ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1904 oleh seorang jurnalis bernama Makoto Hani. Di tahun 2017, metode ini kembali dipopulerkan melalui sebuah buku yang ditulis oleh Fumiko Chiba berjudul Kakeibo: The Japanese Art of Saving Money. Dalam buku ini, ada empat pertanyaan penting yang harus dijawab apabila ingin memiliki kondisi keuangan yang lebih baik:
- Berapa banyak uang yang kamu miliki?
- Berapa jumlah uang yang ingin kamu simpan?
- Seberapa besar dana yang rutin kamu belanjakan?
- Bagaimana kamu bisa meningkatkan uang yang kamu tabung?
Fumiko percaya bahwa metode kakeibo dapat mengubah pandangan kita terhadap uang dan membuat kita jadi lebih wawas dalam mengelola keuangan.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menerapkan metode kakeibo adalah:
- Catat seluruh pemasukan yang kamu terima di awal bulan, baik dari pemasukan rutin seperti gaji bulanan maupun penghasilan tambahan.
- Sisihkan uang yang ingin kamu tabung di bulan tersebut.
- Alokasikan sisanya ke dalam beberapa pos pengeluaran yang terbagi menjadi empat kategori:
- Survival atau kebutuhan pokok seperti biaya makan, tagihan, cicilan, dan kewajiban lainnya.
- Optional atau kebutuhan sekunder mencakup hiburan, makan di luar, dan sebagainya.
- Culture atau kebutuhan untuk tambah wawasan contohnya buku, film, majalah, dan lain-lain.
- Extra atau pengeluaran lainnya seperti kado, perbaikan rumah, pemeliharaan kendaraan bermotor, dan sebagainya.
Walaupun begitu, kita bisa menyesuaikan sendiri pos-pos pengeluaran di atas sesuai kebutuhan, misalnya dengan membuat pembagian yang lebih spesifik lagi.
- Siapkan beberapa amplop untuk menyimpan alokasi dana dari pos-pos pengeluaran tersebut. Kamu bisa memilih amplop dengan warna berbeda, beri nama untuk setiap amplop sesuai tujuan pengeluaran. Jangan lupa untuk mencatat pengeluaran yang kamu lakukan dari setiap amplop.
- Di akhir bulan, lakukan evaluasi terhadap aktivitas keuangan yang telah kamu lakukan. Cek amplop atau pos mana yang yang berhasil menghemat banyak dan mana yang menghabiskan lebih dari budget. Dengan mengetahui hal ini, kamu bisa menyesuaikan budgeting untuk di bulan selanjutnya.
Jika seiring berjalannya waktu kamu berhasil menekan pengeluaran dan menghemat lebih banyak uang, berarti kamu berhasil mengimplementasikan kakeibo.
Bagi umat Muslim yang ingin mengelola dan merencanakan keuangan sesuai dengan nilai-nilai Islam, Allah SWT telah memberikan caranya melalui firman-Nya di dalam al-Qur’an surat al-Isra ayat 26-27: “dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya.”(QS.Al-Isra’:26-27).
Dalam ayat ini, Allah SWT secara tegas melarang umat muslim untuk berlaku boros. Bahkan, Allah SWT menyatakan bahwa mereka yang melakukan pemborosan adalah saudaranya syaitan, sedangkan Syaitan adalah pihak yang sangat ingkar terhadap Allah SWT.
Banyak orang yang susah bukan karena mereka tidak memiliki penghasilan akan tetapi mereka tidak bijak mengatur keuangan. Sebesar sebanyak apapun kita mendapatkan penghasilan kita akan selalu merasa tidak puas dan akan selalu merasa kurang jika kita tidak bijak mengelola keuangan.
Ketika kita tidak mengetahui cara mengelola uang dengan baik, tentu akan menimbulkan rasa tidak nyaman dalam menjalani kehidupan sehari-hari, karena kita sering kali terbius omongan orang, tontonan di sosmed yang sering kali membuat kita hanya sekedar kalap mata tanpa memikirkan apakah barang itu berguna untuk jangka waktu yang lebih panjang. Berbagai pikiran dan tekanan akan menghantui setiap hari. Bahkan, goals finansial yang kamu rencanakan tidak akan tercapai.
Lantas pertanyaannya, mengapa harus mengetahui cara mengelola keuangan? Tentu untuk menghindari terjadinya kondisi defisit dalam keuangan. Baik mengatur pengelolaan keuangan pribadi, keluarga, bahkan keuangan usaha sekalipun. Lalu apa yang harus dilakukan agar terhindar dari kondisi defisit tersebut.
Membiasakan diri untuk tidak membandingkan hidup kita dengan kehidupan orang lain
Jangan memakai standar ukuran orang lain untuk menentukan kebahagian kita. Karena setiap orang memiliki standar ukuran Bahagia yang beda-beda. Jika kita hanya mampu seperti ini ya sudah tidak usah di paksakan agar terlihat lebih “Wah” dari sebelumnya, jika kita terus mengikuti gengsi dan mengikuti ukuran kebahagian orang lain, maka kita sendiri yang akan merasa tertekan dan malah akan timbul penyakit hati. Jangan dikira orang yang bisa beli segalanya mereka akan Bahagia, buktinya ada salah satu teman saya yang terlihat Bahagia di sosmed nyata nya di kehidupan nyatanya juga tidak sebahagia yang di sosmed. Meskipun dia selalu diberi uang yang cukup oleh orang tuanya dia bisa beli apapun yang dia mau tapi dia juga tetap tidak sebahagia yang saya pikirkan.
Kita di sosmed hanya ingin melihatkan sisi Bahagia kita dan agar terlihat seperti orang “Kaya” di depannya. Nyata di belakang kamera ada keuangan kita hancur hanya karena untuk mengikuti gaya hidup kita yang tidak ingin ketinggalan segala trend yang marak. Namun ada orang kaya yang Bahagia tentunya, Bahagia itu tidak diukur dengan seberapa banyak uang yang kita miliki namun seberapa banyak uang yang bisa kita nikmati.
Buat Laporan Keuangan Harian, Mingguan, Bahkan Bulanan
Membuat laporan keuangan pribadi dan keluarga secara rutin sebagai bentuk pengelolaan keuangan. Buat laporan keuangan bulanan, mingguan, hingga harian agar uang yang keluar masuk lebih jelas. Dengan laporan yang rinci, kamu tidak bisa sembarangan mengeluarkan uang begitu saja. Jadi jika ada pengeluaran yang
Catat Pengeluaran Sekecil Mungkin
Mencatat sekecil mungkin pengeluaran dana sangat penting dilakukan sebagai salah satu cara pengelolaan keuangan dengan cermat. Hal ini dimaksudkan agar kamu benar-benar tahu uang tersebut dikeluarkan untuk apa. Meskipun pengeluaran hanya 100 rupiah tetap akan berpengaruh dalam
Simpan Uang Receh atau Kembalian yang Sering Disepelekan
Beberapa orang menganggap uang receh tidak berharga. Padahal uang receh seberapa pun nominalnya tetap berharga entah untuk menabung , atau hanya sekedar untuk membayar parker.
Kendalikan Diri dan Tekan Nafsu Belanja
Kendalikan diri dan tekan nafsu belanja kita entah saat berada di super market maupun saat menggunakan sosmed (market place), terkadang hanya karena barang itu lucu-lucu bagus tetap dibeli padahal barang tersebut tidak terlalu dibutuhkan. Lebih baik kita melihat-lihat mata hanya sekedar untuk mencuci mata daripada kita membeli padahal tidak memounyai anggaran. Maka utamakan membeli barang-barang yang lebih butuh yang berdasarkan skala prioritas kita.
Tekan Biaya Transportasi dengan Opsi Lainnya
Cara me-manage alias mengelola keuangan lainnya adalah dengan menekan biaya transportasi kerja, sekolah, atau kegiatan lainnya. Untuk menekan biaya tersebut, kamu bisa menggunakan opsi lain seperti jalan kaki atau naik sepeda jika lokasi tujuan masih wajar untuk dicapai.
Pisahkan antara Kebutuhan dan Keinginan
Kebutuhan dan keinginan memang memiliki perbedaan yang tipis. Namun kamu harus bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Jika keinginanya masih bisa dibeli di lain waktu maka utamakan kebutuhan. Dan yakinkan diri sekali lagi sebelum membeli sesuatu, tanyakan pada diri sendiri, apakah barang tersebut memang dibutuhkan, atau hanya diinginkan saja.
Lakukan Perbandingan Harga Saat Ingin Membeli Sesuatu
Biasakan juga untuk membandingkan harga terlebih dahulu ketika ingin membeli sesuatu. Selagi memang harga murah bisa mendapat barang yang bagus, kenapa tidak?. Namun jika kita memiliki uang lebih mungkin kita bisa membeli barang yang lebih mahal namun barang tersebut akan lebih awet untuk jangka waktu kedepannya. Hal ini memungkinkan kamu untuk berhemat namun tetap mendapatkan kebutuhan yang sesuai.
Kurangi Nongkrong
Mengurangi nongkrong di cafe dan mall menjadi salah satu cara pengelolaan keuangan paling ampuh lainnya. Karena disbanding untuk nongkrong uang nya bis akita tabung ataupun untuk membeli barang yg kita butuhkan lainnya.Nongkrong sambil ngopi Bersama teman-teman memang mengasyikkan, tapi jika keseringan, bisa menguras kantong lho. Jadi pastikan kamu hanya melakukannya sesekali saja
Ubah Kebiasaan yang Konsumtif dan Impulsif
Mengubah kebiasaan konsumtif dan impulsif juga menjadi cara terbaik dalam mengelola keuangan. Jika gaya hidup konsumtif terus dilakukan, kamu akan terus kesulitan dalam mengelola keuangan.
Cari Penghasilan Tambahan
Jika kamu merasa masih mendapat gaji kecil, tidak ada salahnya untuk mencari tambahan penghasilan. Bisa disesuaikan dengan hobi atau skill yang dimiliki, agar hasilnya lebih baik, jika kita mencari penghasilan dari hobi selain kita senang menjalankan hobi dan kita akan mendapat penghasilan tambahan.
Menyisihkan Uang Untuk Modal Usaha
Setiap bulan sebaiknya Anda menyisihkan penghasilan atau gaji menjadi modal usaha, membeli aset, atau investasi. Berdasarkan hadist Nu’aim bin ‘Abdirrahman menyatakan bahwa “sembilan dari sepuluh pintu rejeki ada dalam perdagangan”. Jadi, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk mencari nafkah dengan menjalankan bisnis.
Islam juga menganjurkan untuk menyisihkan uang untuk menambah modal usaha atau dijadikan sebagai sebagai investasi. Jangan sampai hasil keuntungan usahanya digunakan untuk keperluan konsumtif.
Menurut Robert T.Kiyosaki, yang membedakan orang-orang kaya dengan orang miskin adalah orang kaya membeli aset.
Sedangkan orang-orang kelas menengah dan miskin menghabiskan uangnya untuk kebutuhan konsumtif. Terkadang orang-orang kelas menengah menganggap bahwa mereka telah membeli aset padahal mereka membeli liabilitas (barang konsumtif).
Liabilitas merupakan barang yang mendatangkan pengeluaran sedangkan aset merupakan barang atau modal dapat menghasilkan keuntungan.
Hindari berhutang
Jangan gampang tergiur dengan kata cicilan 15% tanpa bunga, karena seberapa banyak pun yang bisa di cicil hingga 15 kali hutang harus tetap dibayar. Jika kita terus-terusan membeli barang dengan cicilan, tetap pada akhirnya setiap bulan cicilan kita akan membledak dan pada akhirnya uang bulanan kita ibaratnya bisa terpotong untuk mebayar uang cicilan tersebut. Hidup jangan terpatok dengan gengsi karena kita hidup tidak di harusnya menggunakan barang-barang mewah dan ternama, apalagi saat kita beli menggunakan kartu kredit, minjem uang bank untuk bayar cicilan ujung-ujungnya juga tetep bayar cicilan. Toh saat kita sudah mati pun nantinya barang kita tidak akan di bawa ke kuburan hehe. Jadi hindari hutang hanya karena gengsi agar memakai barang-barang ternama.
Siapkan Dana Darurat untuk Keperluan Mendesak
Menyiapkan dana darurat untuk dipakai ketika ada keperluan mendesak sangatlah perlu untuk kebutuhan kita mungkin di masa depan. Agar saat kita sudah pensiun kita mempunyai dana pasif yang bisa kita gunakan. Nah, bagaimana cara mengatur dan mengelola keuangan yang baik dan benar? Untuk mempersiapkan dana darurat, simak cara di bawah ini:
- Mulailah untuk menabung atau berinvestasi. Bisa dalam bentuk deposito, perhiasan, ataupun logam mulia.
- Jika memungkinkan, cari pendapatan tambahan. Baik itu berbisnis, freelance, atau lainnya.
- Sebisa mungkin pangkas pengeluaran yang berhubungan dengan lifestyle atau keinginan sesaat.
Selain itu kita juga harus bijak mengelola keungan karena jika kita tidak bijak mengelola pengeluaran maka akan mengalami struggle keuangan. Salah satu cara agar bijak mengelola pengeluaran dengan baik, yang pertama kita bisa menuliskan kewajiban bulanan yang jelas pokok harus kita penuhi setiap bulan, seperti kebutuhan rumah tangga, cicilan, asuransi, pajak. Selanjutnya dalam islam kita dianjurkan untuk zakat, infaq, dan sedekah karena salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan setiap muslim adalah mengeluarkan zakat yang bermanfaat untuk menyucikan harta benda dan jiwa.
Zakat ini wajib ditunaikan karena 2,5% dari rezeki yang diperoleh ada hak fakir miskin di dalamnya. Adapun infaq dan sedekah juga dianjurkan untuk dilaksanakan meskipun sifatnya sunnah. Jadi, dengan mengeluarkan zakat, infaq dan sedekah, Anda tentunya membantu orang-orang miskin yang betul-betul membutuhkan bantuan. Oleh karena itu, pastikan menyisihkan penghasilan atau gaji Anda setiap bulannya untuk zakat, infaq, dan sedekah.
Seperti yang tertulis di dalam surah At Taubah ayat 103, yang artinya “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat tersebut, Anda membersihkan dan mensucikan mereka.”
Dan dalam surah Al-Baqarah ayat 261 juga menyatakan “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai (bulir), pada tiap bulir seratus biji.
Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Hari ke hari kebutuhan kita terus memperlihatkan kenaikan. Bukan hanya kebutuhan pokok saja, namun kebutuhan lainnya juga ikut bergerak naik. Hal itu menuntut kita untuk bekerja keras lagi dalam mendapatkan penghasilan agar semua kebutuhan kita bisa tercukupi. Belum lagi untuk merencanakan masa depan dengan memiliki banyak tabungan dan invetasi untuk keperluan jangka panjang. Keberadaan uang memang sangat penting, bahkan uang ini bisa jadi salah satu bentuk motivasi bagi setiap orang untuk bisa melanjutkan hidup ke arah yang lebih baik seiring dengan bekerja dan berkarya.
Bijak dalam mengelola keuangan akan sangat bermanfaat untuk masa depan kita terlebih bagi saya sebagai siswa SMA yang akan lanjut ke perguruan tinggi alangkah lebih baik kita juga mulai menyisihkan uang kita untuk ditabung guna, membantu orang tua kita agar tidak mengeluarkan dana yang lebih atau pun mungkin bisa dibutuhkan untuk membeli perlengkapan yang lain. Dan hal tersebut adalah salah satu cara agar melatih sikap mandiri kita bahwa mungkin ga selamanya kita bisa bergantung pada orang tua. Bayangkan jika kita terus-terus an mengandalkan duit orang tua sedangkan kita yang harus nya sudah bisa mencari uang sendiri apa tidak merasa malu? Malah justru sekarang giliran kita yang akan memberi uang orang tua.
Jika kita bijak mengelola keungan kita akan mendapatkan beberapa manfaat yang sangat berpengaruh pada diri kita, berikut beberapa manfaat mengelola keuangan dengan baik:
· Terbiasa dengan pola hidup hemat
Hidup hemat bukan merasa hidup yang pas-pasan melainkan hidup hemat adalah hidup dengan bercukupan dan tidak merasa kekurangan bahkan bisa mewujudkan beberapa keinginan kita. Dengan kita yang terbiasa menjalankan pola hidup hemat maka kita akan langsung otomatis mendahulukan kewajiban, kebutuhan serta menghilangkan atau meniadakan utang yang bisa menimbulkan masalah dalam keuangan kamu. Selain itu hemat juga dapat mengontrol pengeluaran kamu yang mungkin sering berlebihan dan menjaga agar tetap tidak melakukan pemborosan.
· Melatih untuk lebih tertib dan teratur
Selain hemat, jika dapat mengelola keuangan dengan baik, maka hidup kita akan lebih tertib dan teratur ke depannya. Segala hal yang diinginkan, termasuk kebutuhan kamu sendiri dan keluarga selalu terencana dan insyaAllah akan terlaksanakan. Tidak hanya kebutuhan pokok, sesuatu keinginan kita untuk refreshing, berwisata religi dan kebutuhan jasmani lainnya bisa juga kita wujudkan, dengan begitu kehidupan akan menjadi lebih seimbang.
· Terbebas dari hutang
Meminjam uang di bank memang seperti kita makan permen karet yaitu manis diawal pahit diakhir, karena Kita harus melunasi uang yang kita pernah pinjam ke lembaga keuangan, atau kepada pihak tertentu, dengan adanya kelebihan uang berupa bunga yang cukup besar.Bukankah hal tersebut akan menambah pengeluaran kita menjadi lebih besar lagi?
Jika kita bisa bijak dalam mengelola keuangan maka kita akan merasa puas cukup atas uang yang kita miliki. Karena semua kebutuhan kita bisa tercukupi sehingga tidak mengharuskan kita untuk meminjam uang sana sini.
· Mengurangi Stres
Stres adalah masalah kesehatan yang bisa membahayakan kamu. Rata-rata salah satu penyebab orang stress adalah terlilit hutang. Jika stres sudah terlalu akut, tentu kamu juga tahu itu berisiko mendatangkan penyakit bahkan (amit-amitnya) menimbulkan kematian. Oleh karena itu, mulailah kelola keuangan kamu dengan baik sekarang juga.Hindari hal-hal yang dapat memicu stres, seperti utang yang besar, pinjaman yang belum lunas karena bunga semakin tinggi, serta gaya hidup yang berlebihan dan masalah keuangan lainnya.
Yang sekiranya memang memicu penyakit stres ini, buatlah pikiran kamu lebih ringan dengan banyak menabung saja.
· Keadaan Hidup Dapat Berubah
Ketika pertama kali mulai membuat anggaran, mungkin yang jadi fokus utama adalah ingin keluar dari hutang atau menabung uang muka untuk sebuah rumah. Tetapi begitu mencapai tujuan itu, motivasi untuk tetap berpegang pada anggaran bisa saja hilang. Ini mengapa perlu secara teratur menetapkan tujuan terkait anggaran dan menyesuaikan kategori setiap tahun untuk mencocokkan tujuan tersebut. Penting juga untuk memastikan bahwa masing-masing tujuan dapat dicapai.
Pada umumnya mengelola keuangan adalah alat pengendali keuangan yang harus dimiliki setiap orang. Membuat dan berpegang pada anggaran adalah hal terbaik yang dapat dilakukan untuk mencapai jalur keuangan yang benar.
Jika sudah menguasai anggaran, maka mungkin inilah saatnya untuk mengevaluasi anggaran dan menetapkan tujuan keuangan baru. Memeriksa anggaran tahunan dapat membantu untuk mengenali masalah atau pola pengeluaran yang lebih besar, prioritas keuangan, atau bahkan perubahan keadaan, yang semuanya mempengaruhi tujuan keuangan.
Jadi kesimpulan nya mengapa kita harus mengelola uang untuk masa depan karena Tingginya biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari menuntut kita untuk memiliki perencanaan keuangan yang baik. Hal ini membuat kita dapat menyeimbangkan antara pemasukan dan pengeluaran setiap bulan. Jangan sampai keluar istilah lebih besar pasak daripada tiang, alias pemasukan yang tidak dapat mencukupi pengeluaran karena jumlahnya terlalu besar.
Dan ketika di masa depan kita akan melanjutkan kehidupan, kita berkeluarga dan yang menanggung biaya hidup kita bukanlah sepenuhnya orang tua lagi. Terlebih Ketika sudah memiliki anak, kemungkinan besar prioritas pengeluaran akan berubah. Ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan, mulai dari biaya pendidikan hingga kebutuhan lainnya. Maka dari itu, prioritas untuk keluarga harus sesuai dengan prioritas pengeluaran, dan anggaran akan mempermudah untuk memeriksa dan melihat apakah semuanya berjalan sesuai rencana.
Penganggaran adalah komitmen seumur hidup. Kunci untuk membuatnya berhasil adalah terus menyesuaikannya dengan hidup. Menemukan sistem penganggaran yang baik akan mempermudah untuk melanjutkan penganggaran sepanjang hidup. Seiring bertambahnya usia, tujuan dan prioritas tentu akan berubah. Maka, sesi perencanaan keuangan tahunan bisa menjadi pilihan untuk mengevaluasi anggaran dan memastikan mencapai tujuan. Kita sepakat bahwa masa depan itu memang jangan terlalu dikhawatirkan, tapi juga jangan diabaikan. Kita harus mempersiapkan dengan baik agar masa depan nanti gak hidup dalam penyesalan.
Add comment