Hai hai halo!
Sebagai manusia yang biasa, kita pasti pernah tergoda untuk membeli ini-itu di awal periode. Contohnya, seorang siswa SMA menerima uang sakunya setiap bulan sebesar lima ratus ribu rupiah. Kalau kendali dirinya sedang lemah, uang lima ratus ribu itu bisa melayang di minggu pertama. Untuk apa? Ya jajan, ya belanja.
Apakah menabung menjadi lebih mudah jika uang sakunya bertambah? Anggap saja, bulan berikutnya ditambah menjadi tujuh ratus ribu rupiah, apakah ia bisa menabung setidaknya lima puluh ribu? Kenyataannya, uang itu sudah dihabiskannya lagi di minggu kedua. Untuk apa? Ya, jajan lagi. Bedanya, kali ini pikirannya lebih enteng ketika menimang-nimang harga, karena dompetnya lebih berat sedikit saja sudah membuat kalap. Yah, menabung memang sesusah itu.
Namun, lain cerita kalau siswa SMA tersebut sedang ingin membeli barang yang cukup mahal baginya. Uang saku sebulan saja tidak cukup, mau tidak mau ia harus menyusun strategi. Dalam waktu tiga bulan, dia bisa membeli barang itu dengan tabungannya, bahkan uangnya masih tersisa. Harus diakui butuh pengorbanan untuk mencapai hal tersebut, tapi peristiwa itu membuktikan bahwa sebenarnya ia bisa menabung, ‘kan?
Subjek tidak melulu remaja yang sedang labil-labilnya, dilema ini pasti pernah dialami semua orang. Menabung sebetulnya sederhana, namun sulit untuk melakukannya dengan rajin. Hal pertama agar enjoy menabung adalah tidak terlalu berpatok pada target, apalagi ekspetasi yang tinggi. Memandang kegiatan ini sebagai kebiasaan yang menyenangkan akan membuat kita tidak keberatan melakukan saving. Jangan pasang target yang muluk-muluk, cukup sisihkan lima ribu entah per hari, per tiga hari, atau per minggu. Tidak akan terasa kalau kita sedang menabung.
Kalau motivasi sudah terbentuk, maka kita bisa mulai membuat skala prioritas. Skala prioritas adalah metode untuk mengatur kebutuhan berdasarkan tingkat kepentingannya. Berikut langkah-langkah membuat skala prioritas :
a) Memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Hal ini bukan berarti keinginan harus dihilangkan, hanya saja bobotnya lebih ringan daripada kebutuhan.
b) Mengurutkan kebutuhan sesuai tingkat kepentingannya.
c) Ketika kebutuhan utama tercukupi, maka sisihkan sebagian uang yang tersisa untuk ditabung.
Selama menjalani proses ini, kita harus berusaha menghindari gaya hidup konsumtif. It’s okay buat jajan, asal tidak berlebihan.
Terus, di mana kita sebaiknya menyimpan uang? Saat ini banyak sekali opsi yang membantu kita untuk menyimpan uang, terlebih lagi sekarang sudah era digital. Uang bisa disimpan di berbagai e-wallet, selain itu kesempatan untuk berinvestasi juga semakin luas. Jika kita pandai mengatur dan menabung uang, maka kita sudah membantu menjaga stabilitas ekonomi negara ini. Pohon yang besar dan kokoh berakar dari hal yang kecil, sama seperti menabung. So, jangan bosan-bosan untuk menabung, ya! Menabung itu menyenangkan.
Add comment