Contest Solopos

Anak Muda Perlu Ngapain Aja biar Masa Tuanya Aman? 3

Mindset Gen Z vs Finansial
Mindset VS Masa Depan

Inklusi keuangan merupakan kondisi di mana masih ada masyarakat yang belum bisa mengakses layanan keuangan digital (asuransi, tabungan, fasilitas kredit). Ada banyak faktor yang membuat sebagian Masyarakat belum bisa mengakses layanan keuangan digital. Mulai dari faktor belum melek teknologi, cara berfikir yang masih oldschool, tinggal di wilayah yang sulit dijangkau dan tidak ada uang yang harus ditabung. Kemudian apa hubungannya dengan generasi muda saat ini?

Generasi sekarang alias Gen Z terkenal sebagai generasi yang instan. Instan yang dimaksud di sini ialah serba cepat dan tidak mau menikmati proses. Kalau menganut prinsip ini apakah kita masih bisa hidup tenang di masa depan?

Hampir semua kegiatan dan kebutuhan masyarakat saat ini dapat diakses dengan layanan digital, termasuk layanan keuangan. Keadaan ini dapat membawa dampak positif ataupun negatif tergantung bagaimana kita menggunakannya. Finansial jelas menjadi ketakutan terbesar bagi sebagian orang, terutama bagi mereka yang tidak terlahir di keluarga yang berkecukupan.

 

Bagaimana cara menghasilkan uang?

Bagaimana besok aku bisa membiayai diriku sendiri? Adik-adikku? Orangtuaku?

Belum lagi tahun 2045 akan ada bonus demografi,

Apakah aku dan pekerjaanku akan menjadi korban?

Pertanyaan yang terus mengulang dan menumpuk di kepala.

 

Namun, di sisi lain seblak terasa enak untuk terus dicicipi, coffeshop yang baru buka juga sayang kalau tidak dikunjungi, begitu juga dengan baju baru yang disertai diskon terpajang rapi di marketplace. Kadang suka bikin kita tiba-tiba menggocek kantong untuk membeli hal-hal itu.

Oleh karena itu bagaimana seharusnya Gen Z menyikapi berbagai tantangan finansial sekarang ini?

Berikut langkah-langkah yang bisa dipersiapkan untuk mewujudkan kondisi finansial yang baik di masa depan

1.      Mencari pekerjaan sampingan untuk menambah pendapatan

2.      Melakukan Budgeting + Tracking

3.      Menabung + Investasi

4.      Menghindari utang atau paylater (kredit)

5.      Menerapkan prinsip save more=make more

6.      Tahu prioritas dan tidak membiasakan pola hidup “impulsive buying

7.      Jangan belanja untuk ajang gengsi

 

Untuk mampu menerapkan hal-hal di atas langkah pertama yang harus dilakukan selain menabung ialah tentu mencari pendapatan tambahan. Bagaimana caranya?

Ada kisah menarik dari salah satu selebgram muda yang berhasil memanfaatkan platform media sosial ini menjadi sumber penghasilan. Dikenal dengan nama Arvhie, selebgram ini mempunyai 471k pengikut di akun tiktoknya. Dilansir dari web kalkulator exolyt pendapatan rata-rata setiap video Tiktoknya menembus angka Rp1.500.000 bahkan bisa mencapai Rp2.500.000 belum lagi ditambah dengan endorsement dan bonus tiktok affiliate jika dia mempromosikan suatu produk dan viewersnya lebih banyak dari rata-rata. Bayangkan saja dalam satu bulan dia bisa menghasilkan puluhan juta hanya dari aplikasi Tiktok. Dengan membuat konten bertemakan family, couple, komedi, serta inspirasi outfit dia mampu menarik perhatian dari banyak audiens di Tiktok. Bahkan konten kreator telah menjadi sumber pendapatan utamanya.

Kekuatan media sosial tidak hanya berlaku bagi seseorang yang mempunyai banyak pengikut di akunnya, tetapi bisa juga menjadi lapak berjualan yang efektif karena tidak perlu banyak mengeluarkan modal. Saya sendiri pun pernah mengalami mencoba peruntungannya. Sekitar 6 tahun yang lalu, waktu saya duduk di bangku SMP iseng-iseng mencoba berjualan melalui platform media sosial Instagram karena ingin mengumpulkan uang tambahan untuk membeli suatu barang. Terbesitlah ide untuk menjual skincare seperti masker, lipmask, spirulina dan juga alat kecantikan lainnya. Tentunya hanya berani menjual yang murah-murah saja ya namanya anak SMP jadi modalnya juga masih minim.

Dimulai dengan mencari seller, menentukan harga jual, membuat akun instagram yaitu @myku.shop, mencari foto dan juga mengeditnya untuk di upload kala itu mampu membuat saya mendapat cukup banyak keuntungan. Rasa senang dan bangga bagi anak seusia itu hingga akhirnya bisa membeli barang yang saya mau.

See? Banyak cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan jika kita ada kemauan dan juga kemampuan untuk menggali passion dan mengaplikasikannya.

Lanjut ke langkah kedua yaitu melakukan budgeting+tracking. Apa itu budgeting?

Budgeting merupakan proses membuat rencana untuk membelanjakan uang, bagi anak muda tentu langkah ini sangat penting untuk dilakukan agar kita tahu untuk apa saja uang kita dikeluarkan. Selain itu langkah ini bisa membantu kita untuk mengontrol nafsu untuk menghabiskan uang serta mencapai target tabungan yang diinginkan. Kemudian apa itu tracking? Tracking merupakan proses pelacakan keuangan. Setelah membuat budgeting keuangan kegiatan tracking sangat perlu dilakukan agar budgeting bisa berjalan baik. Sekarang ini sudah banyak aplikasi yang mampu membantu kita dalam proses tracking, contohnya aplikasi Money+ yang bisa diakses di smartphone.

Apabila kedua langkah tersebut sudah berhasil dilakukan maka kita bisa beranjak ke langkah selanjutnya yaitu menabung dan juga investasi. Kata menabung tentu sudah tidak asing bagi kita semua karena sejak kecil pun kita sudah mengenal peribahasa “Menabung Pangkal Kaya”.

Lalu bagaimana dengan investasi? Pengertian investasi sendiri adalah suatu kegiatan menanamkan modal, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan harapan di kemudian hari pemilik modal akan memperoleh manfaat tertentu dari hasil penanaman modalnya. Investasi bisa mendatangkan banyak keuntungan apabila dilakukan dengan cara yang tepat, Apa saja keuntungannya?

-Aset meningkat

-Memiliki penghasilan tambahan

-Persiapan dana pensiun, dana darurat

-Mencapai Financial Freedom

Investasi tentu menjadi hal penting yang bisa mulai kita lakukan untuk mempersiapkan masa depan yang lebih terjamin, namun perlu diingat investasi merupakan kegiatan menyimpan uang dengan kurun waktu yang panjang. Jadi hasilnya tidak bisa langsung kita rasakan secara instan. Kita juga musti bijak dalam memilih jenis investasi dan juga platform yang digunakan, tidak jarang ada yang mengalami kerugian karena sembarang memilih platform yang berkedok “untung instan dan besar” padahal itu sekadar tagline untuk menarik calon investor pemula.

Kemudian untuk langkah yang selanjutnya adalah menghindari utang, kredit atau paylater. Hal ini menjadi menarik untuk dibahas karena banyak anak muda yang saat ini mulai kecanduan dengan sistem pembayaran di marketplace yaitu “paylater”.

Emang sistem paylater itu gimana?

Sudah jelas arti paylater adalah bayar nanti, alias kredit jadi kita membeli suatu barang dengan cara menyicil.

Mengapa cara ini mampu menggaet banyak peminat?

Jawabannya jelas karena kita bisa memberi barang yang kita inginkan dengan segera, padahal itu artinya kita belum punya cukup uang untuk membelinya. Betul bukan? Kalau kita sudah punya uang untuk membeli itu, mengapa harus membeli secara kredit? Kenapa tidak membeli secara cash.

Paylater memiliki beberapa kekurangan yang harus kita perhatikan:

1.      Jika di kalkulasi harga barangnya menjadi jauh lebih mahal dibanding jika langsung memberi secara lunas

2.      Membuat pengeluaran bertambah setiap bulannya untuk menyicilnya

3.      Sekali menggunakan paylater akan membuat kecanduan dan kita akan terus menerus bergantung pada paylater

Jika tidak percaya, ketik dan cari keyword “nasib para pengguna paylater” di situ sudah banyak orang yang membagikan kisahnya mengenai dampak negatif setelah menggunakan paylater.

Apabila sudah bisa menerapkan secara konsisten langkah-langkah itu maka pasti kita sudah paham mengenai perputaran uang kita sendiri dan bagaimana cara mengontrolnya agar kita tidak ketar-ketir di akhir bulan ataupun di masa depan. Langkah selanjutnya yang harus kita biasakan yaitu prinsip Make More=Save More. Gimana tuh maksutnya?

Prinsip ini mengajarkan kita untuk terus bekerja keras dalam mencari uang dan juga menahan diri untuk tidak menghabiskan uang dengan mudah walaupun kondisi keuangan kita sedang berada di track yang bagus. Biasanya orang-orang akan lebih mudah menghabiskan uang karena berfikir sedang memiliki lebih banyak uang dari biasanya. “Ah beli aja deh mumpung duitku masih banyak, masih awal bulan lagi”. Ini mah prinsip anak-anak kuliahan pada umumnya hehe.

Tetapi logikanya kalau pendapatan kita banyak terus pengeluarannya ikutan banyak berarti sama aja bohong dong. Jumlah tabungannya tetep stuck di situ-situ aja. Maka dari itu alangkah baiknya kita mencari lebih banyak uang namun pengeluarannya tetap sama seperti bulan-bulan sebelumnya.  

Prinsip hidup selanjutnya yang harus kita miliki adalah  menghindari kebiasaan “impulsive buying” alias belanja secara impulsive untuk hal-hal yang sebenarnya tidak penting dan tidak kita butuhkan. Tanpa disadari pasti kita sering melakukannya apalagi kalau ada embel-embel diskon. Lebih parahnya lagi waktu ada 10.10 karena setiap marketplace mengadakan diskon besar-besaran.

Bagaimana caranya agar kita terhindar dari kebiasaan buruk ini?

1.      Membuat daftar kebutuhan apa saja yang perlu dibeli

2.      Jangan mudah tergoda oleh diskon

3.      Terapkan hidup minimalis atau bahkan frugal living

4.      Selalu bersyukur dan merasa cukup

Dilansir dari berbagai sumber kebiasaan impulsive buying ini menjadi faktor utama seseorang tidak bisa mengontrol keuangannya sehingga setiap bulan selalu merasa kurang dan ekonominya tidak stabil.

 

Terakhir, 1 prinsip yang harus dimiliki setiap orang adalah jangan membeli barang hanya untuk ajang gengsi.

“Ah hp temen-temenku udah boba semua, aku ga boleh ketinggalan”

“Aku nanti juga mau nongkrong di tempat itu biar keliatan kayak anak hits”

“Gak mau pake motor nanti kalah sama yang lain, mending aku naik ojek mobil aja”

Kalau kita terus seperti itu, kapan kita akan merasa cukup? Percaya deh ga ada yang mengharuskan kita untuk menjadi sama dengan orang lain. Bahkan value diri kita sama sekali tidak dinilai dari lifestyle glamour itu. Perilaku seperti ini hanya untuk memuaskan gengsi, namun jelas merugikan diri sendiri. Ingat kita tidak perlu mendapat validasi untuk menciptakan kebahagiaan.

Warren Buffet salah satu orang terkaya di dunia mengatakan Berinvestasi sebanyak mungkin dari diri Anda. Anda adalah aset terbesar Anda sejauh ini”. Sebagai generasi muda kita pun masih punya banyak waktu untuk mengembangan diri. Selain menghindari kebiasaan buruk yang mampu menguras dompet, alangkah baiknya kita juga membangun personal branding serta identitas diri yang baik agar semakin banyak peluang yang dapat diraih.

Nah sudah ada 7 langkah yang sudah dijelaskan, mulai dari mencari pekerjaan sampingan untuk menambah pendapatan hingga membiasakan diri untuk tidak berbelanja untuk memberi makan gengsi. Memang tidak mudah namun waktu akan membayar semuanya. Konsisten menahan nafsu saat ini bisa menjadi kunci kebahagiaan di masa depan.  Gen Z juga turut mengambil peran dalam mencegah maupun mengurangi fenomena inklusi keuangan di masa yang akan datang.

Banyak orang bilang bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Namun kalau tidak punya uang bagaimana bisa kita menikmati hidup? Sedangkan untuk sekadar menyambung hidup saja masih kesusahan.

 

Jadi Gen Z harus bijak dalam mengelola keuangan agar di masa tua bisa leha-leha!

What’s your Reaction?
+1
3
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Apakah anda menyukai artikel ini ?

agathayesia _

Mahasiswa Semester 5 Jurusan D3 Komunikasi Terapan di Universitas Sebelas Maret yang memiliki banyak pengalaman di bidang Komunikasi. Mempunyai kemampuan untuk membuat konten plan, mengelola event, membuat konten kreatif dan bekerja dalam tim. Seseorang yang memiliki kemauan dan motivasi yang tinggi. Memiliki keinginan untuk meningkatkan kemampuan di bidang komunikasi di industri kreatif.

Add comment