Pada dasarnya, membeli barang yang kita inginkan akan memberikan kesenangan tersendiri. Tapi, alangkah baiknya kita menahan keinginan tersebut dan menabung uang untuk keperluan masa depan.
Mengelola keuangan memanglah susah, apalagi dikalangan anak SMA seperti saya. Diperlukan pengelolaan uang yang baik antara pengeluaran dan pemasukan. Dengan adanya kemajuan teknologi seperti saat ini, muncul beberapa platform belanja digital yang mempermudah kita dalam membeli barang tanpa harus keluar rumah. Hal tersebut menimbulkan beberapa Pemasalahan sosial contohnya konsumerisme, menurut teaurus tematis bahasa Indonesia arti konsumerisme yaitu pemborosan, penghamburan dan pemubaziran.
Dalam kehidupan sehari-hari, dengan atau tanpa kita sadari sebenarnya kita sering melakukan konsumerisme. Yaitu membeli suatu produk yang sebenarnya tidak kita butuhkan, tetapi kita membeli produk tersebut hanya karena kebutuhan gengsi semata. Saat sedang boring, banyak orang yang membuka aplikasi belanja online untuk sekadar scrol-scrol saja, lalu tergiur oleh diskon saat tanggal cantik seperti big sale 10.10 dan diskon akhir tahun, serta adanya fitur paylater/bayar nanti yang semakin menambah keinginan untuk membeli suatu barang yang sebenarnya tidak begitu diperlukan.
Dampak negatif dari perilaku konsumerisme tersebut antara lain:
1. Sulitnya mengatur pengeluaran dan pemasukan.
2. Dapat memicu tekanan sosial.
3. Mengurangi kesempatan untuk menabung.
konsumerisme dapat dicegah dengan melakukan upaya sebagai berikut:
1. Mengatur keuangan bulanan
2. Memikirkan kebutuhan jangka panjang
3. Memulai prioritas kebutuhan yang penting.
Sedikit cerita mengenai diri saya, sama seperti siswa SMA pada umumnya, saya setiap hari diberi uang saku oleh orang tua.
Dengan uang saku tersebut, saya harus dapat mengelola keuangan sendiri. Cara agar tetap hemat dan terhindar dari perilaku konsumerisme adalah dengan membawa bekal makan ke sekolah. Sehingga saya tidak kelaparan saat jam istirahat, teman sekelas saya pun juga melakukan hal yang demikian, Kami selalu makan bekal bersama saat istirahat.
Orang tua memiliki peranan penting terhadap finansial saya, dan saya juga memiliki 2 saudara kandung yang sering memberi uang saat gajian tiba.
Mereka selalu menekankan agar saya tetap hemat, supaya saat sudah tinggal sendiri(merantau) nanti terbiasa mengatur keuangan Karena saya sudah kelas 12, dan sebentar lagi akan lulus. Saya memiliki rencana untuk melanjutkan ke perguruan tinggi diluar kota, tentunya saya harus bisa mandiri dalam mengatur pengeluaran dan pemasukan nantinya.
“Tahan dan Simpan” itu Prinsip yang saya pegang agar hidup lebih hemat. Yaitu menahan keinginan untuk membeli barang yang tidak begitu dibutuhkan dan simpan uang untuk kebutuhan masa depan.
Dari permasalahan sosial dan pengalaman saya diatas, dapat kita simpulkan bahwa manusia memiliki keinginan yang tidak terbatas sedangkan kemampuan yang dimilikinya terbatas.
Mari sayangi diri dengan mengelola uang secara bijak. Diperlukan kesadaran dan komitmen yang tinggi agar tercapai suatu keberhasilan. Maka dari itu, saya ingatkan sekali lagi untuk anda dan kita semua agar dapat bijak dalam menggunakan uang, pikirkan masa yang akan datang dan kebutuhan hidup selanjutnya. Demikian yang dapat saya sampaikan semoga menginspirasi bagi para pembaca agar “Bijak Kelola Uang untuk Masa Depan”. Sekian dan terima kasih.
Add comment