Menumbuhkan Kebiasaan Mengelola Uang Secara Bijak Untuk Meraih Keuangan yang Stabil di Masa Depan
Masa muda adalah waktu yang baik untuk membentuk kebiasaan pengelolaan uang. Kebiasaan ini akan membawa manfaat untuk kita di masa yang akan datang. Waktu terus berjalan, maka dari itu mengelola uang itu penting dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana uang digunakan untuk perantara dalam pembayaran membeli sesuatu berupa tunai. Kita harus menggunakan uang untuk membeli sesuatu yang kita perlukan bukan karena gengsi untuk membeli sesuatu yang kita inginkan, karena nantinya akan boros dalam menggunakan uang dan sia-sia jika barang tersebut sudah tidak digunakan lagi. Di masa kecil aku sudah diajarkan oleh orangtua untuk rajin menabung, dengan menyisihkan uang ke dalam celengan. Mama pernah bilang “belajar menabung ya dek, walaupun sedikit gapapa nanti bakal terkumpul banyak”. Aku paham betul mama bilang gini bukan karena aku tidak boleh beli apapun, tapi mama mengajarkanku untuk terbiasa nantinya kalau udah besar rajin menabung. Karena jika kita udah menginjak dewasa keperluan kita semakin banyak dan bakal mengeluarkan uang tanpa disangka, maka dari itu jika kita punya simpanan uang tidak terlalu mengkhawatirkan jika ada keperluan yang membutuhkan dana yang banyak karena kita punya simpanan uang. Aku mulai rajin menabung menginjak waktu Sekolah Dasar(SD), tiap lebaran aku selalu beli celengan baik itu berupa celengan bentuk kelinci, ayam, bahkan manggis juga. Aku selalu menyisihkan uang ke dalam celengan walaupun tidak seberapa, biasanya celengan itu aku pecah waktu menjelang lebaran untuk keperluan aku beli baju lebaran. Aku bangga dengan didikan dari orangtua ku sehingga terbiasa sampai sekarang selalu menyisihkan uang untuk di tabung.
Waktu menginjak masa perkuliahan ini tiap bulan aku selalu menyimpan uang bulanan 20% untuk menabung, karena aku semenjak kuliah pengeluaran lebih banyak terkadang untuk iuran kas, beli buku, beli makanan, beli belanja, dan beli kebutuhan yang lainnya. Dengan aku menyisihkan uang sebagian persen yang diberikan orangtua sangat bermanfaat untuk aku ketika ada pengeluaran mendadak, aku sudah harus berpikir dewasa untuk selalu tidak meminta uang dari orangtua ketika mau beli keperluan sesuatu pakai uang yang disimpan. Harus selalu bisa mengelola keuangan dengan baik tiap bulannya supaya tidak kurang dan merepotkan orangtua, aku selalu membuat list pengeluaranku tiap harinya supaya lebih tertata keuanganku dan tidak boros dalam menggunakannya. Sebagai mahasiswa rantau menurutku susah untuk mengatur pengelolaan uang yang diberikan orangtua, orangtua memberikan uang tiap bulan maka dari itu aku harus bisa mengatur keuangan tersebut cukup dalam sebulan. Meski merasa kekurangan karena harus menyisihkan uang juga untuk di tabung ketika ada kebutuhan yang mendesak, tapi juga bersyukur hingga sekarang aku selalu bisa mengatur keuangan tanpa merasakan kekurangan walaupun kadang menahan membeli keinginan daripada kebutuhan yang mungkin selalu bermanfaat buat kita. Aku juga lebih sering di kost ketika setelah selesai kuliah daripada sering main, bagiku main dan nongki di berbagai cafe itu akan boros. Aku keluar main sama nongki kalau merasa pusing dengan tugas perkuliahan dan butuh refreshing diri sebentar.
Di mana waktu itu temenku ngajak aku ke cafe untuk sekadar beli makanan dan minuman yang bagiku harganya lebih mahal dibandingkan kita beli di warung biasa, padahal makanan dan minumannya tidak jauh berbeda hanya saja tempatnya yang berbeda ujar temenku “el, keluar yuk bosen ni tugas kuliah banyak banget sampai pusing aku”. kemudian aku merespon ujaran temenku ” adu maaf ya key gimana ya ini udah sore banget, capek juga besok masih ada perkuliahan apalagi kelas pagi lain kali aja ya” setelah mengucapkan itu temenku mengiyakan karena menurutnya bener juga sudah sore, bukan aku menolak ajakannya. Selain kondisi waktu yang tidak memungkinkan juga, aku juga baru waktu itu keluar main sama dia makanya aku juga harus bisa mengatur keuangan supaya tidak boros. Aku biasanya juga bikin bekal kalau sempat bikin untuk dibawa ke kampus, supaya lebih hemat mengeluarkan uang jajan. Beli jajan pun juga tidak seberapa karena makan bekal sudah kenyang. Jika hari libur kuliah aku lebih suka masak sendiri daripada beli di warung karena banyak waktu di kost juga, kalau masak sendiri juga lebih hemat dan bahkan lebih puas karena porsi yang kita masak cukup untuk sehari makan. Waktu aku bawa bekal nasi goreng di kampus temenku nyobain makanan buatanku menurut mereka enak banget di lidah “el besok-besok bawa nasi goreng lagi ya, enak tauk rasanya pas dengan lidahku tidak asin juga tidak terlalu manis”. aku dengernya senang dan bangga walaupun hanya hal sekecil itu tapi sangat berarti bagiku dapat apresiasi dari orang lain, setelah beberapa hari kemudian aku punya ide ingin jualan mochi untuk tambahan pemasukan keuanganku awal buat mochi aku bawa ke kampus untuk testimoni untuk memberikan saran dari rasanya tanggapan dari temenku sangat suka. Kemudian aku mencoba bikin desain penjualan untuk aku upload di media sosial supaya orang lain dapat order melalui situ dan aku juga bikinnya sesuai orderan yang masuk. Aku tidak malu sama sekali berjualan, karena motivasi dari Najwa Shihab mengungkapkan jangan pernah malu jualan yang halal, banjiri medsos mu dengan jualan mu, malula kalau sampai hutang di masa tua nanti”.
Awal penjualan cukup banyak orderan dan menguras tenaga, karena harus bisa mengatur waktu sebaik mungkin untuk belajar, kuliah, dan organisasi yang aku ikuti di kampus. Perasaan awal aku berjualan mochi adalah bahagia, sebab dapat memperoleh uang untuk keperluan perut dengan cara dan jerih payah sendiri.
Menjalani penjualan sambil kuliah memang gampang-gampang susah. Disamping mengerjakan tugas-tugas akademik penjualan tetap harus jalan. Saat bisnis terasa sedang sepi, kita dituntut untuk tidak mudah menyerah. Rintangan menuju kesuksesan memang tak sedikit, namun segalanya harus dihadapi sampai nantinya berbuah manis. Pemanfaatan teknologi dengan berjualan lewat media online ini memang sangat menguntungkan. Dibandingkan dengan membuka gerai, strategi berjualan seperti ini dianggap jauh lebih hemat. Sebuah gadget dan koneksi internet sudah cukup untuk menjajakan barang yang akan di jual. Kesuksesan bisnis yang aku raih tak lain dan tak bukan berasal dari dukungan teman-teman di bangku kuliah. Mulai dari sekedar ucapan semangat, bantuan promosi, hingga turut menjadi pelanggan setia. Hingga akhirnya aku bisa lulus kuliah dengan predikat cumlaude aku merasa bangga atas pencapaian ku sampai sekarang, namun tak lupa pula do’a dan restu dukungan dari orangtua yang selalu menyemangati aku untuk menjadi anak perempuan yang kuat untuk selalu mencoba hal-hal baru. Hingga akhirnya aku bisa membuka bisnis mochi di berbagai kota yang tersebar, namun aku juga harus tetap rendah hati harus saling membantu orang lain yang membutuhkan kita tak lupa pula harus memberikan sebagian harta kita kepada orang yang membutuhkan sebagai bentuk rasa syukur aku bisa sukses muda. Apa yang ingin aku sampaikan adalah, pengalaman-pengalaman yang sudah aku bagikan di atas, yaitu tentang mimpi-mimpi yang terasa sulit dicapai, tentang waktu yang perlu dikondisikan, tentang materi yang harus diminimalkan, sebenarnya untuk mengajak pembaca semua bahwa yakin dan usaha adalah modal hidup. Ketika sudah melewatinya, aku bahkan tidak ingat masa-masa tersulit yang pernah saya hadapi dulu. So, di mana ada kemauan, di situ kita buat jalan.
Add comment