Contest Solopos

Makanan atau Masa Depan 1

IMG_20230827_225652

Halo! Namaku Jesika, biasa dipanggil Jeje. Rambut hitam panjang dengan kulit sawo matang, mungkin cocok untuk mendeskripsikan diriku sendiri. Aku lahir pada tahun 2005 dengan segudang ekspektasi dari orang tuaku. Ya, aku memang anak pertama.

Menginjak di masa putih abu-abu mungkin memang membuatku sulit untuk mengelola keuanganku. Padahal aku masih tinggal bersama orang tuaku. Tapi tetap saja, mengatur uang yang tidak seberapa ini membuatku kelabakan sendiri. Cimol, cireng, es teh sangat teramat menggoda di mata ku. Bahkan mereka lebih menggoda daripada “menabung “.

Akhirnya aku menyadari bahwa aku harus menabung untuk pendidikanku di masa yang mendatang. Aku mulai menyisihkan uangku. Aku diberi uang oleh orang tuaku, sebulan sebanyak Rp 300.000,- . Dengan prinsipku menabung Rp 100.000,- per bulan, aku harus bisa mengontrol uang saku sekolahku untuk 1 bulan penuh. Dimana perharinya, aku harus sebisa mungkin membeli makan di sekolah dengan uang Rp 10.000,- .

Kehidupanku mungkin memang masih diatur oleh orang tuaku, terkadang aku juga membawa bekal. Tapi tidak dipungkiri bahwa rasa laparku itu terus terusan menggerogoti pikiranku untuk segera membeli makanan di kantin. Aku harus pandai pandai memilih makanan yang murah dan mengenyangkan, mengingat aku hanya membawa 1 lembar uang 10.000.

Seiring berjalannya waktu, aku mulai terbiasa dengan 10.000 per hari. Aku sudah mulai bisa menahan diri untuk tidak jajan, walau terkadang aku tidak bisa menahan diri untuk membeli mochi isi mangga yang dijual di kantin sekolahku. Beli 1 mana cukup, aku sangat teramat suka terhadap makanan kenyal yang terbuat dari tepung ketan itu.

Terkadang aku juga menggunakan uangku yang katanya untuk “pendidikan di masa depan” itu. Aku menggunakannya untuk jajan, aku menyebutnya ‘cheating day‘. Dimana di hari itu, aku bebas membeli apa saja yang aku mau, dan aku bebas memakan apa saja yang aku mau. Asal tidak berlebihan, menurutku itu tidak masalah. Hitung hitung self reward.

Jadi, kesimpulannya. Aku menggunakan uangku yang diberi orang tua, dengan Rp 200.000,- untuk ku bertahan hidup di sekolah. Dimana itu berarti Rp 10.000,- per hari. Dan Rp 100.000,- per bulan ku sisihkan untuk menabung. Sebetulnya aku ingin sekali membuka rekening di bank, biar kaya orang-orang gitu. Tapi aku masih mencari rekening pelajar friendly.

Susah sekali mencari uang tambahan, selain harus pintar mengelola uang, aku juga harus belajar mengelola waktu. Ingin sekali rasanya kerja part time agar mendapat uang tambahan. Tapi apalah daya, aku tidak bisa mengatur waktuku dengan baik. Jadi aku memilih untuk mengikuti berbagai lomba gratis yang hadiahnya uang. Tentu saja itu untuk sekedar menambah uang yang ku simpan di dompet hitam yang bahkan sampai sekarang pun masih tipis.

Yahh mungkin segini dulu coretanku yang sangat teramat tidak jelas, bahkan mungkin agak melenceng dari topik. Tapi ya hanya ini yang terlintas di otakku, diantara lautan pikiran di otak, dan diselimuti oleh kesibukan kegiatanku yang lainnya. Semoga bisa nambah tabungan ku ya, AAMIIN paling kenceng. Selamat tinggal, sampai jumpa di coretanku berikutnya.

 

What’s your Reaction?
+1
2
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Apakah anda menyukai artikel ini ?

Jesika Hapsari

Pelajar putih abu abu. Terlahir dengan sejuta mimpi dan rasa penasarannya.

Add comment